Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, memperkirakan rupiah berpeluang mencapai level Rp 8.900 per dollar AS apabila Bank Indonesia (BI) tidak segera masuk pasar menahan lajunya kenaikan tersebut. "BI melakukan intervensi pasar dengan melepas rupiah dan membeli dollar sehingga pergerakan rupiah yang menguat agak tertahan," katanya di Jakarta, Senin (11/10/2010). Sore kemarin, rupiah naik 13 poin menjadi Rp 8.913 per dollar AS.
Edwin Sinaga yang juga Direktur Utama Finan Corpindo Nusa mengatakan, BI berusaha menahan gejolak rupiah yang menguat menuju level Rp 8.900 per dollar. "Akibat aksi beli terhadap dollar mengakibatkan cadangan devisa BI naik menjadi 86,6 miliar dollar AS," ujarnya. Rupiah, menurut dia, akan dapat mencapai level Rp 8.900 per dollar AS karena pelaku pasar khususnya asing sangat berminat untuk kembali bermain di pasar domestik, mereka lebih yakin pasar tersebut masih memberikan keuntungan yang tinggi. "Kami optimistis pelaku asing lebih cenderung bermain di pasar domestik karena selisih bunga yang tinggi itu sangat menggiurkan," katanya. Menurut dia, kenaikan rupiah sebenarnya tidak terlalu merugikan eksportir karena eksportir manufaktur akan lebih banyak mengimpor barang dari luar negeri yang harganya lebih murah akibat kenaikan rupiah. "Kenaikan rupiah memang agak berpengaruh terhadap daya asing produknya di pasar ekspor," ujarnya.
Indonesia dalam beberapa tahun ke depan masih diminati pelaku asing yang mencari keuntungan lebih tinggi. "Kami optimistis Indonesia masih diminati pelaku asing untuk melakukan investasi karena pasar domestik masih tetap menarik," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar